Tuesday, February 23, 2010

KISAH DI MEJA MAKAN

Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih.
Keluarga itu biasa makan bersama di ruan...g makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh kebawah.

Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. "Kita harus lakukan sesuatu," ujar sang suami. "Huh.. aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini."

Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Di sana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, disaat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek.

Sering saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada air mata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek. Meski tak ada gugatan apapun darinya.

Tiap kali nasi yang dia suap, selalu ditetesi air mata yang jatuh dari sisi pipinya. Namun, kata-kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi.

Anak mereka yang berusia 6 tahun hanya memandangi semua dalam diam. Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. "Kamu sedang membuat apa anakku sayang?".

Anaknya pun menjawab, "Aku sedang membuat meja kayu dan mangkok buat ayah dan ibu, untuk makan, saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan." Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.

Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmata pun mulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, bahwa ada sesuatu yang harus diperbaiki.

Mereka makan bersama lagi di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama. Dan anak itu, tak lagi meraut untuk membuat meja kayu.

Sahabat, anak-anak adalah persepsi dari kita. Mata mereka akan selalu mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka akan selalu mencerna setiap hal yang kita lakukan.

Mereka adalah peniru. Jika mereka melihat kita memperlakukan orang lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat dewasa kelak. Orangtua yang bijak, akan selalu menyadari, setiap "bangunan jiwa" yang disusun, adalah pondasi yang kekal buat masa depan anak-anak.

Mari, susunlah bangunan itu dengan bijak. Untuk anak-anak kita, untuk masa depan kita, untuk semuanya. Sebab, untuk merekalah kita akan selalu belajar, bahwa berbuat baik pada orang lain, adalah sama halnya dengan tabungan masa depan

Friday, February 19, 2010

Bersyukur

Sedikit pengingat,ketika kita melihat berita di media tentang seorang anak palestin yg memangku ibunya yg sekarat karena ditembak tentara israel laknatullah,ketika kita baca dimedia bahwa seorang ayah di irak tidak bisa menolong istri dan anak gadisnya yg diperkosa tentara penjajah amerika dan kemudian pelakunya hanya mendapat hukuman yg tidak seberapa,ketika kita nonton di tv ratusan ribu nyawa melayang di haiti dan yg selamat saling berebut bantuan makanan,dan kita disini tidak bisa berbuat apa2.

Ketika mengingat itu semua saya merasa malu karena ketika ban motor bocor, sy masih menggerutu,pas lagi flu masih pasang muka masam,mendapat sedikit kesulitan saja sudah nmengeluh,dan kadang malah menyalahkan Allah atas masalah yg menimpa,Astaghfirullah.Padahal itu cuma cobaan yg tidak seberapa dibandingkan saudara2 kita di negeri2 itu.Timbul pertanyaan dalam diri,apakah saya punya hak istimewa di depan Allah sehingga setiap kemauan harus selalu dituruti?

Semoga setelah menulis coretan ini saya bisa menjadi pribadi yg lebih baik.Amin ya Rabb

Allahummansur ikhwanana mujahidin

Allahumma A'izzatal Islam wal Muslimin,
wa Adzillassyirka wal Musyrikin...


Allahummansur Islam wal Muslimin,
wa ahliki kafarata wal kaafirin...

Allahummansur ikhwanana mujahidina fi FALESTIN...
Allahummansur ikhwanana mujahidina fi AFGHANISTAN...
Allahummansur ikhwanana mujahidina fi KHASMIR...
Allahummansur ikhwanana mujahidina fi pakistani...
Allahummansur ikhwanana mujahidina fi kulli makan fi kulli zaman...

Allahumma ahliki minal YAHUDI, wasyuyuu'ina, wamalaaaihim...



Allahumma ya munazzilal Kitab,
Unzila 'alaihimul 'adzab...


Allahumma anzulzilhum zilzalan syadida,
Wamumazziquhum kulla Mumazziq...

sobat semua,mohon baca qunut nazilah ini di sholatmu
jika kita tidak mampu berperang membantu saudara2 kita yg sedang dijajah YAHUDI,amerika dan konco2nya
bantulah mereka dengan apapun sebisa kita termasuk dengan do'a